Alkisah, Tuhan hampir setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan,
dan penderitaan dari manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya.
Kemudian, Tuhan ingin sekali tahu bagaimana jika semua makhluk tersebut
diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi; ingin menjadi apakah
masing-masing dari mereka? Maka, Ia membagikan pertanyaan kepada semua
makhluk ciptaan-Nya.
Tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin
menjadi kucing. Enak ya jadi kucing, bisa bebas merdeka berada di dapur
bahkan disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia."
Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi
tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah bisa membuat
orang serumah kewalahan. Tikus bisa mencuri makanan yang tidak bisa aku
santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."
Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, begini jawabnya, "Aku
ingin menjadi seekor elang. Lihatlah elang di atas sana! Wah, ia tampak
begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat
semua makhluk iri dan ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti
diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki
kebebasan sama sekali."
Sebaliknya, si elang segera menjawab, "Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam
tidak perlu bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa.
Setiap hari sudah disediakan makanan oleh petani, diberi suntikan untuk
mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di dalam kandang yang
nyaman, bebas dari hujan dan panas."
Beda lagi jawaban yang diberikan oleh manusia. Si perempuan menjawab,
"Saya ingin menjadi seorang laki-laki, kemudian menjadi pemimpin besar
dan yang hebat! Menjadi perempuan sangatlah menderita. Harus bisa
melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian membesarkan mereka.
Ini adalah pekerjaan yang sangat melelahkan."
Tapi laki-laki menjawab, "Aku mau jadi perempuan. Betapa indah rupanya
dan halus budi bahasanya. Kelihatannya, ia selalu disayang, dilindungi
dan dimanjakan. Selain itu, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang
perempuan. Surga saja ada di telapak kaki ibu atau wanita."
Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun
memutuskan tidak memberi kesempatan untuk memilih lagi. Alias, setiap
makhluk akan kembali menjadi makhluk yang sama.
Teman yang bijaksana,
Pepatah mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan
dengan rumput di kebun sendiri." Manusia selalu memikirkan kelebihan,
kebahagiaan, dan kesuksesan orang lain sehingga mengabaikan apa yang
sudah dimilikinya. Membandingkan diri dengan orang lain, secara
terus-menerus, bisa membuat hidup kita menderita. Padahal orang yang
kita pikirkan mungkin berpikir sebaliknya!
Mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki
adalah kebijaksanaan. Bisa ikut berbahagia melihatkebahagiaan dan
kesuksesan orang lain adalah kekayaaan mental.
Be your self! Jadilah diri Anda sendiri! Mari mencintai apa
yang kita miliki; maka hidup kita pasti akan penuh dengan kegembiraan
dan kebahagiaan. Setuju?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar