Rabu, 29 Februari 2012

Be The Best

Di dalam proses kehidupan kita sebagai manusia, lebih-lebih bagi kita yang hidup di masyarakat luas dan yang sedang berjuang keras dalam menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik, sering kali dalam berhubungan dengan orang lain, kita menemui perlakuan baik/buruk. Sikap-sikap demikian adalah hal yang sangat wajar dan alamiah sekali yang dapat terjadi pada hubungan antar munusia bagi siapa saja, kapan dan dimanapun kita berada.
Namun bila kita sadar sebagai manusia yang mempunyai pikiran sehat, seharusnya dapat membedakan sikap yang positif dan negatif, atau sikap mana yang perlu dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan terus menerus.
Sebagai manusia yang dapat mengerti, menyadari dan dapat berpikir jernih, jelas kita harus bisa memilih dan berani menentukan sikap, untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin, untuk menjadi lebih baik dan positif lagi.
Sepantasnya pula setiap saat kita berusaha menyadari dan mengingatkan diri sendiri agar tetap tegar, berani, sabar dan ulet dalam menghadapi setiap kesulitan yang muncul. Kita harus mempunyai prinsip yang kuat dan mempunyai ketegasan terhadap diri sendiri.
Memang ini bukan hal yang mudah dilakukan, hanya bisa lewat proses latihan demi latihan, belajar dan belajar yang ada dalam praktik kehidupan yang nyata. Lama kelamaan tentunya kita akan terbiasa untuk tetap tegar menghadapi setiap kondisi yang menantang dan berupaya keras tetap menjadi yang terbaik dalam situasi apapun.
Dengan demikian tidak hanya kita semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses...sekaligus bermanfaat bagi orang lain.
Sekali lagi,
Dengan segenap kekuatan mari berjuang untuk menjadi yang terbaik! Be the best!!
Salam sukses luar biasa!

Jumat, 24 Februari 2012

Jangan Mengeluh ( Kisah Nyata )

Alkisah, ada seorang bangsawan kaya raya yang tinggal di sebuah daerah padang rumput yang luas. Suatu hari, karena ternak yang dipunyainya semakin banyak, sang bangsawan memilih 2 orang anak muda dari keluarga yang miskin untuk dipekerjakan. Yang berbadan tinggi dan tegap dipekerjakan sebagai pengurus kuda. Sedangkan yang berbadan kurus dan lebih kecil dipekerjakan sebagai pengurus ternak kambingnya.

Setelah beberapa saat, si badan tegap dengan arogan berkata kepada si badan kecil: "Hai sobat. Aku lebih besar badannya dari badanmu. Aku juga lebih tua darimu. Mulai besok, kita bertukar tempat. Aku memilih untuk mengurus kambing. Dan kamu menggantikan aku mengurus kuda. Awas kalau tidak mau! Dan awas ya, jangan laporkan masalah ini ke tuan kita! Kalau kamu berani lapor atau menolak, tahu sendiri akibatnya! Aku habisi badan kecilmu itu!"

Sore hari, dengan muka murung dan langkah gontai dia pulang ke rumah. Sesampai di rumah, melihat muka murung dan kegalauan anaknya, si ibu bertanya: "Nak, ada apa? Ada masalah apa? Coba ceritakan ke ibu".

Dengan kasih sayang dan kelembutan, mereka berbincang saat makan malam.

Si anak pun menceritakan peristiwa yang tadi terjadi. Dengan bersungut-sungut si anak melanjutkan: "Sungguh tidak adil kan, Bu. Dia mengancam dan memaksa aku untuk mengurus kuda-kuda liar. Dia yang berbadan besar memilih mengurus kambing. Badanku kecil begini, bagaimana aku bisa mengejar-ngejar kuda yang begitu besar. Aduuuh Bu...sungguh jelek nasibku."

‎Sambil menunduk lesu dia menghabiskan santap malamnya.

‎Si ibu dengan senyum bijak berkata, "Nak. Semua masalah pasti ada hikmahnya. Syukuri, hadapi, dan terima dengan besar hati. Tidak usah memusuhi dan membenci temanmu itu. Ibu percaya, semua kesulitan yang akan kamu hadapi, jika kamu mampu belajar dan kerja keras, pasti akan membuatmu menjadi kuat dan bermanfaat untukmasa depanmu."

‎Sejak saat itu, si anak kurus itu dengan susah payah setiap hari bergelut dengan pekerjaan mengurus kuda-kuda yang bertubuh tegap, besar, dan masih liar. Dia harus jatuh bangun mengejar mereka, kadang terkena tendangan, bahkan pernah terinjak hingga terluka parah. Dari hari ke hari keahlian dan kemampuannya menguasai kuda-kuda pun semakin membaik. Tidak terasa, tubuhnya pun berkembang menjadi tinggi, tegap dan perkasa.

Hingga suatu hari, terjadi pecah perang antarnegara. Kerajaan membutuhkan prajurit pasukan berkuda. Dan si pemuda pun terpilih sebagai pemimpin pasukan berkuda karena kepiawaiannya mengendalikan kuda-kuda.

Di kemudian hari, si pemuda berhasil memimpin dan memenangkan perang yang dipercayakan kepadanya dan dikenal banyak orang karena kebesaran namanya. Dia adalah pemimpin bangsa mongol yang tersohor, bernama: Genghis Khan.
Ilustrasi Genghis Khan 
Sahabat yang berbahagia,

Dalam putaran kehidupan sering kali kita dihadapkan pada keadaan yang sepertinya membuat kita dirugikan, menderita, dan kita pun tidak berdaya kecuali harus menerimanya. Kalau kita larut dalam kekecewaan, marah, emosi, pasti kita sendiri yang akan bertambah menderita.
Lebih baik kita anggap ketidaknyamanan sebagai latihan mental dan kesabaran. Mari berjiwa besar dengan tetap melakukan aktivitas yang positif, sehingga sampai suatu nanti pasti perubahan lebih baik, lebih luar biasa akan kita nikmati!

Salam sukses, Luar Biasa!

Ekor Yang Terputus

Alkisah, suatu hari di tepian parit sebuah desa, tampak seekor cicak kecil berusaha berlari menghidari sergapan ular yang sedang kelaparan. Rimbunnya rumput di sekitar situ membantu cicak menyelamatkan diri, tetapi usaha si cicak tidak bertahan lama... Hup, ekor cicak pun tertangkap sang ular. Dengan kekuatan seadanya, cicak berupaya dan terus berjuang untuk meloloskan diri dari ular itu. Demi menyelamatkan nyawanya, cicak menggunakan upaya terakhir dengan memutuskan ekornya dan segera melarikan diri dengan berlari sekuat tenaganya.
Kebetulan kejadian itu dilihat oleh seorang petani. Karena merasa kasihan, berkatalah si petani kepada si cicak. "Hai cicak kecil, sungguh beruntung kamu bisa menyelamatkan diri dari santapan si ular. Namun sayang sekali ekormu harus terputus. Apakah kamu merasa sangat kesakitan?"
Dengan mata kecilnya, si cicak kecil menatap ke mata simpati si petani sambil menganggukkan kepalanya. Terlihat samar matanya berkaca-kaca.
Si petani tersentuh hatinya dan menawarkan bantuannya kepada cicak itu. "Kemarilah cicak, aku akan membantu membalut lukamu. Aku punya obat luka yang mujarab untuk menyembuhkan lukamu." Si petani lalu mengeluarkan sebungkus obat.
 
"Terima kasih, Pak Petani. Kami kaum cicak, biarpun kecil dan lemah tetapi telah dibekali oleh Yang Maha Kuasa kemampuan menyelamatkan diri dari bahaya dengan memutuskan ekor di saat yang genting. Walaupun kami merasakan kesakitan saat melakukan itu, tetapi secara alami, alam akan membantu menyembuhkan dan menumbuhkan ekor seperti semula.
Kebaikan hari Pak Tani membalut lukaku, justru akan menghambat pertumbuhan ekor baruku. Terima kasih atas kebaikan hatimu. Aku sendiri sangat bersyukur atas rasa sakit ini. Itu menyadarkan kepadaku bahwa aku harus lebih menghargai kehidupan ini dengan berjuang dan mensyukuri setiap hari yang masih tersisa untukku. Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa pak Tani," si cicak merangkak menjauh sambil memikul rasa sakit yang sangat. Jauh di dalam hatinya, cicak tahu, semua penderitaan ini hanyalah sebuah proses pendewasaan yang harus dilalui.

So,...
Kalau menghadapi kesulitan, cobaan, kita hanya bisa merengek, mengeluh minta dikasihani maka nasib tidak akan berubah menjadi lebih baik. Justru harus belajar keras pada diri sendiri untuk tetap tegak, tegar dalam menghadapi setiap masalah yang muncul di hadapan kita.
Penderitaan hidup dan rasa sakit tidak akan membuat kehidupan kita berakhir dengan sia-sia, selama kita sadar bahwa di setiap penderitaan dan rasa sakit selalu ada hikmah yang bisa diambil. Yakni sebuah proses untuk menguatkan dan mendewasakan kita, agar kita tumbuh sebagai pribadi yang lebih dewasa dan siap berjuang demi menciptakan kehidupan sukses yang lebih baik dan lebih luar biasa!