Jumat, 12 November 2010

Filosofi Pensil dan Kehidupan

Pada suatu sore yang teduh, seorang nenek tampak berkutat asyik dengan kegiatannya di halaman belakang sebuah rumah. Ia tampak sedang menuliskan sesuatu pada sebuah kertas. Kala itu, kemudian si cucu datang menghampiri dan bertanya, "Nenek sedang menulis apa Nek, sepertinya asyik sekali. Pensilnya baru ya Nek?"

Sambil tersenyum sabar, si nenek menjawab. "Nenek sedang menulis tentang kamu, cucu nenek yang cantik dan pintar," ucapnya penuh sayang. "Tetapi, sebenarnya ada yang lebih penting lho dari isi tulisan ini, yaitu pensil yang nenek pakai untuk menulis ini."

Si cucu sejenak merasa kebingungan mendengar penuturan nenek. Ia pun dengan saksama mengamati sesaat pensil yang ada di tangan nenek. Tak lama, si cucu berkata, "Selain pensilnya masih baru, rasanya tidak ada yang istimewa dari pensil Nenek. Memang apa hebatnya pensil Nenek dibandingkan dengan pensil yang lain?"

"Benar cucuku. Pensil nenek sama saja dengan pensil yang lain. Maksud nenek, sebatang pensil bukan hanya dinilai dari bentuk fisiknya, warna, atau panjang pendeknya, tetapi sebatang pensil sebenarnya mempunyai 5 kualitas unggulan yang bisa menjadi pedoman saat kita menjalani kehidupan ini," jelas nenek sembari mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.

"Memangnya selain untuk menulis, kualitas apa lagi yang dipunyai oleh sebatang pensil Nek?" tanya si cucu penasaran.


"Dengarkan baik-baik ya..." ungkap nenek.

"Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapat menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya."

"Kualitas kedua, Kamu bisa memperhatikan, bahwa saat proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan itu seakan membuat si pensil menderita. Tetapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Kita harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, termasuk berbagai ujian dan tantangan, karena itu semua yang akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas."

"Kualitas ketiga yang perlu kamu camkan adalah bahwa pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus sebagai upaya memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu, memperbaiki kesalahan dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau buruk. Itu bahkan membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar. Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa kita tak pernah luput dari berbagai jenis kesalahan."

"Kualitas keempat yakni tentang bagian yang paling penting dari sebuah pensil. Jika kamu perhatikan, bagian yang paling bermanfaat bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan kita. Karenanya, kita harus selalu memupuk hal-hal baik yang ada di dalam diri kita dengan terus meningkatkan kualitas dalam diri. Karena itu, kita perlu terus memupuk kekayaan mental dalam setiap tindakan kita."

"Kualitas kelima adalah bahwa harus kita sadari jika sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga manusia, kita harus selalu sadar dan waspada karena apa pun yang kita perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan dan goresan. Maka berhati-hatilah dalam berpikir, berucap, dan bertindak. Sehingga, goresan yang kita tinggalkan akan menjadi guratan yang memberi manfaat bagi diri dan orang lain."

Mendengar ucapan itu, si cucu pun berterima kasih pada nenek. "Akan saya ingat terus ucapan Nenek ini. Semoga, saya juga bisa menjadi 'pensil' yang berkualitas Nek..."

Sahabat yang luar biasa,

Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.

Sebagai manusia yang ber-Tuhan, kita harus memiliki nilai spiritual untuk mengajarkan diri agar selalu rendah hati. Kemudian, dalam menjalani kehidupan, kita selayaknya terus berusaha memoles diri secara kontinu agar dapat meningkatkan kualitas pribadi.

Tak lupa, saat melakukan berbagai kesalahan, kita belajar berbenah diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita maju, tak lupa untuk tetap belajar. Melalui sikap belajar yang konsisten, semoga apa yang telah dan akan kita pikir, ucapkan, dan perbuat, mampu menjadi berkat bagi diri sendiri danbermanfaat untuk orang lain. Sehingga, hidup kita akan jauh lebih berarti.

Good luck....

Minggu, 31 Oktober 2010

Motivasi Hidup

Salah satu motivasi hidup adalah bekerja, Seekor ayam berkokok pagi-pagi benar, kemudian keluar kandang dan mengepak-ngepakan sayapnya, yang jantan berkokok keras, menyambut sang surya yang tersenyum di ufuk timur. Mereka pergi pagi dan pulang menjelang malam dengan gelembung tembolok dileher yang sudah penuh dengan makanan. kemudian beristirahat sampai menjelang pagi dan kembali berkokok, mengepakan sayap, menyiapkan cakar-cakar untuk mengorek makanan di tanah dan rerumputan.
Itulah kelebihan seekor ayam tanpa beban bekerja mencari makan.
Sama halnya manusia , walau kadang bangun telat dengan si Ayam?, alangkah baiknya bila kita bekerja seperti ayam artinya bekerja tanpa beban, bedanya Ayam mencari makan untuk hari itu saja sedangkan manusia tidak untuk hidup hari ini saja, melainkan untuk esok hari,takala tua,menyekolahkan anak,membesarkan anak,mengantarkan anak sampai bisa mandiri dan lain-lain. Intinya bahwa banyak kepentingan atau keperluan manusia hidup,baik bagi diri sendiri maupun keturunan nanti.
Manusia diberi kelebihan LUAR BIASA!, di pundaknya sebagai kholifah dibumi diserahkan, diberikan tanggung jawab lebih untuk itu berikut ini tahapan-tahapan manusia hidup,antara lain:
1. Masa Anak-anak , adalah usia bermain-main
2. Remaja, adalah usia belajar untuk bisa hidup
3. Dewasa, adalah usia meraih posisi dalam hidup
4. Setengah Tua, adalah usia mengisi sepanjang hidup
5. Tua, adalah usia mengisi tujuan hidup, mempersiapkan hidup selanjutnya.
Jangan sia-siakan waktu, karena waktu terus meninggalkan kita.Andaikan waktu bisa diputar balik atau seperti film-film holywood yang mengisahkan orang kembali kemasa lalu atau menuju masa depan puluhan tahun dari sekarang,rasanya secara fisik mustahil, namun pandangan dan pemikiran bisa menuju masa lalu dan masa depan.
Tetap semangat! berlomba dengan waktu, penuhi mativasi hidup dengan amalkan ilmu , salah satunya dengan “Bekerja”.
Renungan diatas adalah memberi motivasi adik-adik yang baru lulus sekolah dan baru bekerja, mereka sangat labil, bahkan dengan seribu alasan tidak mau bekerja karena gaji kecil, karen bosan dan tidak menarik, karena…..berbagai macam alasan. Mereka tidak sadar bahwa waktu terus berlanjut…semakin hari semakin tua…
Banyak diantaranya kawula muda yang berprestasi Luar Biasa, yang bisa dijadikan suri tauladan untuk memacu adrenalin untuk bisa di jadikan contoh berprestasi.
Tetap semangat! Selagi matahari bersinar, masih ada hari esok, masih ada kesuksesan bisa diraih, kegagalan adalah “enjoy” yang tertunda, cepat bangkit!. Berdoa dan berusaha dan ubah pikiran anda untuk bermindset sukses.
Bila sudah ? tinggal tunggu hasilnya…

Rabu, 07 Juli 2010

Ilmu Hebat Tentang Uang

Ilmu Hebat Tentang Uang

Saya membayangkan betapa hebatnya anak-anak yang orang tuanya mengajarkan dirinya ilmu dan cara pandang yang tepat soal uang.

SIlmu uang hebatebelumnya saya pernah cerita kepada pembaca budiman sekalian tentang Ayah saya yang hebat, yang mengajari saya untuk mencintai ilmu. Tapi membuat saya takut terhadap uang dan kekayaan.

Seminggu yang lalu, saya mendapat akses Join Venture dari seorang penulis luar negeri untuk memasarkan bukunya–ebook yang luar biasa. Ebook tentang mengajarkan uang dan kekayaan kepada anak-anak. In English, tapi kehkehkehkeh… lumayan tebal. Saya bingung untuk memasarkannya saat ini karena sedang fokus menggarap pasar Indonesia, juga fokus ke bisnis luar biasa kami bersama Mai. Makanya saya pending proyek yang ini, tapi terus saya baca dan terjemahkan.

Kali ini saya mau berbagi beberapa hal tentang tema mengajarkan cara pandang tentang uang kepada Anak. Meskipun, sebenarnya bukan hanya untuk anak-anak saja, karena saya sendiri baru tau beberapa hal tentang ini.*Berasa seperti anak-anak… kehkehkehkeh*

Kata teman saya itu,

You’re the CEO of your own life.

Kamu adalah pimpinan (perusahaan) bagi dirimu sendiri. Artinya, Kamu yang harus memanajemen, mengatur, dan bertanggung jawab penuh terhadap hidupmu. Bukan orang lain, atau piha-pihak dari luar.

Your thought, believe and believes determine your wealth potential.

Pikiranmu, keyakinan dan kepercayaan mu, mempengaruhi potensi kemakmuranmu. Cara pandang, pengalaman, dan keyakinan yang selama ini kamu pegang erat dalam pikiranmu telah mempengaruhi kondisi kemakmuranmu. Kembali ke pernyataan sebelumnya, bukan pihak luar yang mempengaruhi kondisi kemakmuranmu. Bukan krisis ekonomi, lapangan kerja yang sempit, modal, atau ‘perlakuan tidak adil’ dari orang lain. Cara pandang dan keyakinanmu terhadap kemakmuran yang mempengaruhi semuanya. Bagaimana kamu memandang dan meyakini kemakmuran, itulah yang terjadi, yang mempengaruhi tindakan-tindakanmu mencapai kondisi kemakmuranmu.

Money is a tool to reach your dream.

Uang, adalah ALAT untuk mencapai mimpimu. Iya, uang BUKAN TUJUAN, uang HANYA ALAT, untuk memudahkan, membantu-sangat membantu untuk mewujudkan apa pun cita-citamu. Bayangkan jika dirimu tidak punya uang yang cukup untuk melakukan apa yang kamu inginkan, tentu bikin stres dan berasa tidak berarti, iya kan?

Pay Yourself first.

Maksudnya apa ni? Bayar dirimu sendiri dulu? Maksundnya, berinvestasi lebih dulu dengan peningkatan kualitas pribadi lebih dulu, baru berinvestasi keluar. Cari lebih banyak ilmu, tingkatkan keahlian, asah keterampilan, dan itu semua memang ada yang banyak memakan biaya, ada juga yang sedikit. Tapi yang pasti, ilmu itu penting. No doubt about it.

Save early, save often.

Menabung lebih dini, menabung lebih sering. Kalo yang ini udah biasa ya kita dengar dari orang-orang di sekitar kita. Bahkan presiden-presiden kita juga selalu mendorong kita untuk menabung dari sejak kita kecil, bukan? Tapi yang tidak diajarkan adalah berapa jumlah yang tepat untuk ditabung sebagai permulaan? Yang lebih parah, kita jarang diberi uang yang cukup untuk menabung. Kita hanya diberi penjelasan untuk apa kita nabung, paling-paling penjelasannya klise, “Hemat pangkal kaya”. Iya kan?

Put your money to work for you.

Buatlah uangmu bekerja untukmu. Ini yang saya suka, tapi saya yakin, banyak yang belum tau caranya. Kita sangat sering mendengar orang-orang bilang, investasi, investasi, investasi… tapi jarang dapat penjelasan tentang hal ini. Apa dan bagaiman investasi yang membuat uang bekerja untuk kita.

Financial freedom comes from developing the right habits. Kebebasan finansial, datang dari kemampuan membangun kebiasaan yang benar. Ho ho ho, yang seperti ini sering bikin orang males. Membangun kebiasaan positif itu seperti keluar dari gua yang nyaman menuju lapangan yang terang benderang dan banyak tantangan. Pada awalnya berat memang, tapi harus dijadikan kebiasaan positif. Kita akan membicarakan hal ini lain waktu ya.

Aniway, masih ada beberapa poin lagi.

Kisah Sukses McDonald’s (Mek Di)


Inilah kisah sukses restoran siap saji Mc Donald dimulai di tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh Dick dan Mac McDonald, di San Bernardino, California. Mereka memperkenalkan “Speedee Service System” pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap-saji moderen. Maskot awal McDonald’s, yang bernama Speede, adalah seorang pria dengan kepala berbentuk hamburger yang menggunakan topi koki. Speede kemudian digantikan oleh Ronald McDonald di tahun 1963.

McDonald’s saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran restoran McDonald’s. Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi waralaba McDonald’s dari Dick dan Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari kelahirannya. Kroc kemudian membeli saham dari McDonald’s bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saham McDonald’s mulai dijual kepada publik tahun 1965.

Sifat agresif yang dimiliki Kroc bertentangan dengan keinginan McDonald bersaudara. Kroc dan McDonald bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun akhirnya McDonald bersaudara lah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian ini didokumentasikan baik dalam otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald bersaudara. Situs di mana McDonald bersaudara pertama kali mendirikan restoran kini dijadikan monumen.

Dengan ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald’s dijadikan sebagai simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika.

Pada tahun 1960, terdapat lebih dari 200 saluran McDonald’s di seluruh Amerika, perluasan cepat yang dikobarkan oleh biaya franchise yang rendah. Ray Kroc telah menciptakan salah satu merek yang paling kuat sepanjang masa. Tetapi dia nyaris tidak mendapat keuntungan. Akhirnya, dia memutuskan untuk menggunakan real estate sebagai pendukung keuangan yang menyebabkan McDonald’s menjadi operasi yang menguntungkan. Pada tahun 1956, Kroc mendirikan Franchise Realty Corporation, membeli tanah dan bertindak selaku pemilik restoran bagi pembeli franchise yang penuh minat.

Dengan langkah ini, McDonald’s mulai memperoleh penghasilan yang sesungguhnya, dan perusahaan pun lepas landas. Kroc kemudian memperkenalkan program periklanan nasional untuk mendukung franchise yang tersebar dengan cepat; dan setelah tampak bahwa pertumbuhan di wilayah asal perusahaan ini melambat pada awal tahun 1970-an, dia memulai dorongan yang penuh semangat dan sukses untuk membuat kehadiran global bagi McDonald’s. Sepanjang pertumbuhan perusahaan yang spektakuler, Kroc melakukan akrobat keseimbangan berjalan di atas rentangan tali yang sulit, memberlakukan standar yang keras di seluruh sistem sementara mendorong semangat wirausaha yang menyambut baik gagasan dari semua tingkat. Banyak gagasan ini yang memberikan sumbangan kepada keberhasilan perusahaan yang menakjubkan. Dalam mengumpulkan kekayaan sebesar $500 juta, raja hamburger ini mengubah lansekap budaya bangsa dan menempa sebuah industri yang termasuk di kalangan ekspor Amerika yang terbesar. Keberhasilan McDonald’s yang ditiru secara meluas menawarkan contoh yang baik sekali bagi manajer dan eksekutif zaman sekarang yang berusaha mencari efisiensi produksi yang lebih besar.
Dengan menempatkan hamburger yang bersahaja di atas jalur perakitan, Kroc menunjukkan kepada seluruh dunia bagaimana cara menerapkan pross manajemen yang maju pada usaha yang paling membosankan. Supaya bisa maju dengan cara McDonald’s, perusahaan-perusahaan harus menetapkan prinsip dasar pelayanan yang mereka tawarkan, memecah-mecah pekerjaan menjadi bagian-bagian, dan kemudian terus-menerus merakitnya kembali dan menyempurnakan banyak langkah sampai sistem berjalan tanpa kekangan. Hari ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam antara pizza, pemrosesan klaim asuransi, atau menjual mainan mendapat keuntungan dari jenis sistem yang dipelopori oleh Ray Kroc. Sampai tingkat ketika operasi seperti ini menjaga pengendalian mutu, dan memelihara kepuasan pelanggan, keuntungan akan mengalir.

Sebagai salesman mesin susu kocok, Raymond Kroc secara rutin mengunjungi kliennya. Tetapi ketika salesman berumur lima puluh dua tahun ini pergi dari rumahnya dekat Chicago ke California selatan untuk menemui dua kliennya yang terbesar, hasilnya sama sekali bukan hal rutin. Maurice dan Richard McDonald meninggalkan New Hampshire pada tahun 1930, berusaha mencari peruntungan di Hollywood. Karena tidak bisa mendapatkan hasil besar di Tinseltown, kakak beradik ini akhirnya menjadi pemilik restoran drive-in di San Bernardino, kota kecil berdebu sejauh lima puluh lima mil di sebelah timur Los Angeles. Sementara kebanyakan restoran membeli satu atau dua Prince Castle Multimixer, yang bisa mencampur lima gelas susu kocok sekaligus, McDonald bersaudara membeli delapan buah. Dan Kroc ingin tahu jenis operasi apa yang membutuhkan kemampuan membuat empat puluh gelas susu kocok pada saat saat yang bersamaan. Maka dia pergi ke San Bernardino, dan apa yang dilihatnya di sana mengubah kehidupannya. Kroc berdiri di keteduhan dua gerbang lengkung keemasan restoran yang gemerlapan, yang menerangi langit di senja kala, dan melihat antrian orang-orang yang berkelok-kelok seperti ular di luar restoran yang berbentuk segi delapan. Melalui dinding bangunan yang selurunya terbuat dari kaca, dia memandangi para karyawan pria, yang memakai topi kertas dan seragam putih, sibuk di restoran yang sangat bersih, menyajikan burger dalam piring, kentang goreng dan susu kocok kepada keluarga-keluarga kelas pekerja yang berdatangan naik mobil. “Sesuatu pasti sedang terjadi di sini, saya mengatakan kepada diri sendiri,”

Kroc kemudian menulis dalam otobiografinya, Grinding It Out. “Ini pasti operasi perdagangan paling menakjubkan yang pernah saya lihat.” Tidak seperti begitu banyak operasi pelayanan makanan yang pernah ditemui oleh Krock, tempat ini mendengung seperti mesin yang ditun-up dengan sempurna. Sebagaimana Forbes menyatakannya, “singkatnya, kakak-beradik ini mendatangkan efisiensi kepada bisnis yang cepat.” Mereka menawarkan menu sembilan jenis makanan – burger, kentang goreng, susu kocok, dan pai – menyingkirkan tempat duduk, serta menggunakan alat makan kertas dan bukannya kaca atau porselen. Mereka juga merancang jalur perakitan kasaran sehingga mereka bisa melayani pesanan dalam waktu kurang dari enam puluh detik.

Kroc seketika tahu bahwa dia telah melihat masa depan. “Malam itu dalam kamar motel saya, saya berpikir keras tentang apa yang saya lihat siang harinyal. Bayangan restoran McDoland’s yang tersebar di sekitar perempatan jalan di seluruh negara berpawai melalui otak saya.”

Dengan persetujuan di tangan, Kroc mulai memenuhi bayangannya tentang restoran McDonald’s yang meledak dari pantai ke pantai. Dia memulai dengan membangun mata rantai pertama kongsi restoran ini – sebuah model eksperimewntal di Des Plaines, illinois, di luar kota Chicago, yang bersifatkan harga rendah yang sama, demikian pula menu yang terbatas, dan pelayanan cepat seperti di restoran San Bernardino. Restoran yang dibuka pada tanggal 15 April 1955 ini mencapai penjualan yang terhormat sebesar $366,12 dengan cepat memasukkan keuntungan. Kroc mengawasi restoran ini dengan waspada seperti seorang ibu baru, secara pribadi memimpin kegiatan dapur dan mengorek sisa permen karet dari pelataran parkir dengan pisau raut. Bagi Kroc, meniru satu kedai tunggal kakak-beradik McDonald baru permulaannya. Supaya bisa membangun kongsi restoran, Kroc tahu bahwa dia harus memberlakukan disiplin atas industri restoran yang dikelola secara longgar. Dan itu berarti menyempurnakan prosedur operasi yang distandarkan dalam proses yang bisa ditiru. Empat puluh tahun sebelumnya, Henry Ford sudah menyadari bahwa produksi masal mobil memerlukan perkawinan antara presisi bagian-bagian mobil dan proses perakitan yang efisien. Wawan Kroc adalah menerapkan disiplin yang sama pada pembuatan sandwich.

Dengan menggunakan gagasan bahwa “ada ilmu untuk membuat dan menyajikan hamburger,” Kroc memberikan kepada kepingan daging sapi gilingnya spesifikasi yang tepat – kandungan lemak: di bawah 19 persen; berat: 1,6 ons: garis tengah: 3,875 inci; bawang: ¼ ons . Kroc bahkan membangun sebuah laboratorium di pinggiran kota Chicago untuk merancang metode pembuatan kentang goreng yang sempurna pada akhir tahun 1950-an. Bukannya sekedar memasok pembeli franchise dengan rumus susu kocok dan eskrim, Kroc ingin menjual kepada mitra barunya satu sistem operasi. Dengan lain perkataan, dia membuat cap satu pelayanan. Dan ini sarana revolusioner yang akan digunakan oleh McDonald’s untuk menciptakan kongsi restoran yang di dalamnya satu restoran di Delaware dan satu restoran di Nevada akan menyajikan burger yang tepat sama ukuran dan mutunya, masing-masing berisi potongan acar yang sama, setiap burger disajikan dalam talam yang serupa bersama kentang goreng yang dimasak dengan lamanya waktu yang sama. Sebagaimana yang diingat oleh Kroc, “Kesempurnaan sulit sekali dicapai, dan kesempurnaanlah yang saya inginkan dalam McDonald’s. Segala hal lainnya sekunder bagi saya.”

Tetapi tuntutan yang serba tepat melayani satu tujuan strategis. “Tujuan kami, tentu saja, adalah memastikan bisnis yang berulang berdasarkan reputasi sistem dan bukannya
mutu satu restoran atau operator tunggal,” kata Kroc. Walaupun franchise McDonald’s bertumbuhan dimana-mana di seluruh daerah di Barat Tengah dan Barat seperti bunga liar setelah hujan musim semi, keberhasilan perusahaan rupanya berumur pendek. Sementara persetujuan asli yang dijalin dengan kakak-beradik McDonalds menyebabkan Kroc menyayangi pembeli franchise yang paling awal, ini juga menyebabkan perusahaan yang baru lahir ini langsung menuju kemungkinan bangkrut. Selama tahun 1960, ketika kongsi restoran ini mengeruk uang $75 juta dalam penjualan, penghasilan McDonald’s hanya $159.000. “Singkatnya, konsep Kroc untuk membangun McDonald’s, John Love. Dan rumah kartu impian Kroc mulai runtuh di bawah bobotnya sendiri. Sementara terbenam dalam utang dan tanpa pertumbuhan keuntungan yang bisa dibayangkan, Kroc menghadapi satu dilema yang klasik. Dia tidak mampu memperluas usaha. Dan dia tidak bisa tetap terapung.

Untunglah, Harry Sonnenborn menemukan pemecahan. Dia berpikir McDonald’s harus mendapatkan uang dengan menyewa atau membeli lokasi yang akan dijadikan kedai dan kemudian menyewakannya kembali kepada pembeli franchise mula-mula dengan peningkatan harga 20 persen, dan kemudian 40 persen. Di bawah rencana ini, McDonald’s akan mencari lokasi yang sesuai dan menandatangani perjanjian sewa dengan bunga yang ditentukan. Strategi real estate pas sekali dengan tujuan penguasaan Kroc yang lebih besar. Bukannya menjual franchise geografis sebagai selubung, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak untuk membangun sebanyak-banyaknya atau sesedikit-sedikitnya kedai sekehendak hatinya disuatu kawasan tertentu, Kroc hanya menjual franchise individual, dengan biaya rendah $950. Ini mematikan bahwa operator yang tidak bersedia bermain mengikuti aturannya hanya bisa membuka tidak lebih dari satu saluran. Setelah menyerahkan urusan keuangan yang stabil ke tangan Harry Sonnenborn yang ahli, Kroc mulai memperluas dan memprofesionalkan kerajaan industri yang sedang tumbuh ini. Di bawah konsepsinya yang baru, setiap pembeli franchise dan operator seperti seorang manajer pabrik. Karena mengetahui bahwa ukuran bagi kompleks industri yang maju adalah manajemen profesional, pada tahun 1961 Kroc meluncurkan satu program latihan-di restoran baru di Elk Grove Village, Illinoiss. Di sana, kelompok pelaksana melatih pembeli franchise dan operator dalam metode ilmiah mengelola McDonald’s yang sukses dan melatih mereka dalam ajaran kroc tentang Mutu, Pelayanan, Kebersihan dan Nilai. “Saya menaruh hamburger pada jalur perakitan,” Kroc suka mengatakan. Hamburger juga berisi laboratorium penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan mekanisme memasak, membekukan, menyimpan, dan menyajikan. Di mana pun juga tidak ada dikotomi antara pengendalian pusat dan otonomi operasi yang lebih kentara daripada dalam iklan.
Pada hari Natal akhir tahun 1950-an, Turner dan para manajer lainnya bisa berkeliling Chicago Loop dengan “Kereta Sinterklas,” sebuah truk eskrim yang diubah menjadi restoran drive-in McDonal’s yang beroda. Namun kendati sangat menyukai cara menjajakan barang dagangan model kini ini, McDonald’s tidak mempunyai strategi periklanan untuk seluruh perusahaan. Sebaliknya, ketika operator Minneapolis Jim Zein melihat penjualannya meledak pada tahun 1959 setelah memasang iklan radio, Kroc mendorong para operator untuk memanfaatkan gelombang udara dengan kampanye mereka sendiri. Iklan yang sukses membantu penggalakan pertumbuhan yang lebih besar. Dan pada tahun 1965, dengan 710 restoran McDonald’s tersebar dalam empat puluh empat negara bagian, $171 juta dalam penjualan, dan neraca yang relatif mantap, akhirnya McDonald’s mekar sepenuhnya. Perusahaan ini go public pada tanggal 15 April, tepat sepuluh tahun sampai ke harinya setelah Kroc membuka kedai Des Plaines, menjual 300.000 saham dengan harga per lembar $22,50. Banyak saham ini yang ditawarkan oleh Kroc, yang mengeruk uang $3 juta dalam penjualan. Kroc mengerahkan uang tunai ini untuk memperluas perusahaan dan melawan pesaing yang dengan cepat menyebar di mana-mana, sebab keberhasilan perusahaan telah melahirkan banyak imitasi yang berusaha memanfaatkan industrialisasi fast food yang semakin meningkat. Melalui pertumbuhan yang pesat dan iklan yang meluas, McDonald’s pada awal tahun 1970-an menjadi kongsi restoran fast food yang terbesar di seluruh negara dan sifat yang mudah dikenali dari lansekap budaya Amerika. Dan penguasa tertinggi McDonaldland, Ray Kroc, menjadi seorang tokoh yang bertingkat nasional. Pada tahun 1972, ketika lebih dari 2.200 saluran McDonald’s mengeruk penjualan $1 milyar,
kroc menerima hadiah Horatio Alger dari Norman Vincent Peale.

Sementara nilai saham pemilikannya meningkat menjadi kira-kira $500 juta. Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal ini membangkitkan keinginan menyelidiki wartawan dan politikus pembaharuan yang suka mencari-cari kejelekan, raksasa industri profil tinggi Ray Kroc juga menarik perhatian dari banyak pihak. Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal ini membangkitkan sikap tinggi hati kaum elit industri makanan. Mimi Sheraton dari New york magazine menyatakan: “Makanan McDonald’s mengerikan secara tidak ketulungan, tanpa keindahan apa pun.” Para politikus juga memperhatikan. Pada tahun 1974, ketika nilai pasar perusahaan ini melampaui nilai U.S. Steel yang maju dengan lambat, Senator Lloyd Bentsen mengeluh: “Ada sesuatu yang tidak beres dengan ekonomi kita kalau pasar saham lebih banyak dalam hamburger dan lebih sedikit dalam baja.”

Banyak analis yang memandang pertumbuhan McDonald’s yang pesat sebagai hal yang tidak akan bisa dipertahankan. Tetapi Kroc merasa yakin bahwa perusahaan perlu terus berkembang supaya bisa bertahan hidup. “Saya tidak percaya dengan kejenuhan,” dia berkata. “Kami berpikir dan bicara dalam tingkat seluruh dunia.” Kroc membayangkan sebuah dunia yang di dalamnya 12.000 pasang Gerbang Lengkung Keemasan akan berdiri sebagai pos luar sebuah kerajaan perdagangan yang perkasa. Mendirikan pangkalan di ibu kota negara-negara Eropa baru permulaannya. Dengan berlalunya waktu sepuluh tahun, seribu restoran yang dibuka oleh perusahaan di luar negeri menggalakkan 27 persen tingkat pertumbuhan tahunan. Kongsi restoran ini begitu universal dikenal sebagai lambang usaha Amerika dan berpengaruh, sehingga ketika gerilyawan Marxis meledakkan sebuah restoran McDonald’s di San Salvador pada tahun 1979, mereka menyatakan bahwa tindakan teroris ini sebuah pukulan mematikan terhadap “imperialis Amerika.” “Walaupun McDonald’s mencapai sukes, dan kekayaan pribadinya mencapai $340 juta, dia selalu khawatir,”

Forbes menulis pada tahun 1975, “Kalau Kroc bepergian, dia bersikeras menyuruh sopirnya membawanya paling sedikit ke enam restoran McDonald’s untuk melakukan inspeksi kejutan.”. Walaupun dia membunuh persaingan, persaingan tidak membunuh Ray Kroc. Dia meninggal dunia dalam usia lanjut pada bulan Januari 1984, pada umur delapan puluh satu tahun, tepat sepuluh bulan sebelum McDonald’s menjual hamburger yang ke-50 milyar.
Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang.

Lambang McDonald’s adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar rumah-rumah makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas.

Restoran McDonald’s pertama di Indonesia terletak di Sarinah, Jakarta dan dibuka pada 23 Februari 1991:idea:. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald’s di luar negeri, McDonald’s juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di Indonesia.

Rabu, 23 Juni 2010

Hasrat, Komitment dan Kebranian


Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.

Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

“Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan.

Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar.

“Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”

Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.

Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.

“Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai
penerima beasiswa.

“Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik
dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga
dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.

“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk
diterima itu tipis, mungkin nihil.”

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa
Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang
yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar
bagian-bagian komputer dan cara kerjanya.

Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat
dari asosiasi beasiswa itu.

“Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.

Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang
guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima! Hani diterima
….

“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah
diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi
juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk
percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.

Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship,
dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi
Indonesianya telah diterbitkan.

Tentu kisah ini tidak dipandang sebagai kisah biasa oleh Jack Canfield, Mark
Victor Hansen, Kimberly Kirberger, dan Dan Clark. Ia terpilih diantara lebih
dari delapan ribu kisah lainnya. Namun, bukan ini yang membuatnya istimewa.

Yang istimewa, Hani menampilkan sosoknya yang berbeda. Ia punya tekad. Tekad
untuk maju. Maka, sebagaimana diucapkan Tommy Lasorda, “Perbedaan antara
yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang.”

Anda memilikinya?

Sumber: Disadur dari Chicken Soup for the College Soul by Jack Canfield, Mark
Victor Hansen, Kimberly Kirberger, and Dan Clark

Sabtu, 12 Juni 2010

Mencari Lentera Jiwa Pengusaha

"Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma - which is living with the results of other peoples's thinking. Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary," demikian ucap Steve Jobs, pendiri Apple Computer dalam sebuah pidatonya.

[Waktu yang kamu miliki terbatas, jadi jangan menyia-nyiakannya, dengan hidup di dalam kehidupan orang lain. Jangan pula terjebak dalam dogma yang ada, yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Dan, jangan biarkan opini-opini orang lain menenggelamkan suara hatimu. Dan yang lebih penting, miliki keberanian untuk mengikuti suara hati dan intuisimu. Keduanya, entah bagaimana, tahu apa yang kamu cita-citakan. Yang lainnya, adalah nomor dua.]

Cuplikan pidato dari seorang yang pernah divonis akan segera mati karena penyakit ganas yang dideritanya ini adalah gambaran bagaimana suara hati, bisa sangat menentukan masa depan seorang entrepreneur.

Keberanian mengikuti suara hati dan intuisi memang kadang butuh pengorbanan yang sangat besar. Diremehkan, dicaci, hanyalah satu dari sekian pilihan buruk yang mungkin terjadi pada orang-orang yang berani melawan arus. Jika mengutip apa yang diucapkan Steve Jobs, maka hanya orang-orang yang beranilah yang mampu menepis anggapan miring tentang apa yang dilakukan. Dan, ini berlaku juga di dunia entrepreneurship.

Dalam skala nasional, hal ini pernah dialami oleh Tirto Utomo. Sang pendiri Aqua - merek yang kini merajai air minum dalam kemasan-pada waktu hendak menerjuni usahanya.

Saat itu, tak terhitung berapa banyak yang menyangsikan keseriusannya berbisnis air minum. "Mana ada air lebih mahal daripada bensin bisa laku?" cibir banyak pihak yang meremehkan kala itu. Namun, waktu membuktikan bahwa pilihan Tirto Utomo tak salah. Aqua mampu menjelma menjadi merek air minum paling laris di Indonesia.

Hal senada dialami pula oleh Sosrodjojo, sang pelopor teh dalam kemasan botol, Sosro. Ketika akan membuat teh botol, banyak yang meragukan idenya dan bahkan ada yang mengecapnya gila. Tapi, ia bergeming dengan ide tersebut. Sejarah mencatat, Sosro menjadi merek yang melegenda hingga kini. Inilah gambaran betapa mengikuti suara hati ternyata merupakan pilihan yang (bisa) berbuah manis.

Suara Hati, Lentera Jiwa


Lantas, bagaimana sebenarnya kontek panggilan suara hati ini dalam dunia entrepreneurship? Sejarah mencatat beberapa orang sukses dalam mengikuti suara hatinya. Sang taipan pendiri Microsoft Bill Gates memilih mengikuti panggilan jiwanya, dan kemudian meninggalkan bangku kuliahnya di Harvard, untuk mengembangkan Microsoft.

Namun, jika ditilik dari apa yang dilakukan oleh para entrepreneur sukses tersebut, sebenarnya bukan melulu masalah panggilan jiwa yang menjadikan mereka sukses. Keyakinan dan komitmen kuat atas apa yang mereka lakukan yang telah membuka jalan sukses tersebut. Dalam hal ini, maka suara hati telah menjadi pendorong yang sangat kuat sehingga mereka mampu berjuang habis-habisan untuk mencapai impiannya.

Jumat, 28 Mei 2010

Putaran Waktu


Alkisah, ada seorang pelajar di sebuah desa kecil, yang memiliki cita-cita sebagai pegawai pemerintah. Demi mewujudkan cita-citanya, dia berangkat ke ibu kota untuk menempuh ujian negara.

Di sela perjalanan yang jauh dan melelahkan, si pelajar berhenti sejenak melepas lelah. Tak lama ia pun terbawa dalam lamunan. Muncul perasaan was-was terhadap kemampuan dirinya dan sesaat kemudian dia membayangkan seandainya bisa diterima sebagai pegawai pemerintah. Di tengah asyiknya melamun, tiba-tiba seorang kakek berdiri di hadapannya menyapa: "Hai anak muda, engkau tampak bukan orang dari sini. Hendak ke mana?"

"Saya hendak ke ibu kota Kek, mengikuti ujian negara."

"Kakek perhatikan dari tadi, apa yang sedang kamu lamunkan?"

Mereka pun terlibat pembicaraan seru.

Setelah bertukar pikiran, tiba-tiba sang kakek mengeluarkan suatu benda dari sakunya. Lalu, ia memberikannya kepada si pelajar sambil berkata, "Mungkin ini yang kau perlukan, Nak!"

"Sebuah gasing? Bagaimana sebuah gasing dapat mewujudkan cita-cita saya, Kek?" tanya si pemuda keheranan.

Sang kakek menjawab, "Nak, ini adalah gasing waktu. Jika kamu memutar gasing ini ke kanan, maka kamu akan sampai pada saat dan keadaan yang seperti kamu inginkan." Setelah si pelajar menerima gasing,si kakek pun berlalu pergi.

Merasa aneh, si pelajar segera mencoba kebenaran ucapan sang kakek. Sambil membayangkan keberhasilan dirinya lulus ujian negara, ia memutar gasing ke kanan. Dan tiba-tiba, si pelajar mendapati dirinya berada di depan papan pengumuman ujian negara dan namanya tercantum pada pengumuman kelulusan. Ia sangat gembira. Namun kegembiraannya tidaklah bertahan lama. Muncul perasaan tidak sabar untuk segera bisa bekerja di pemerintahan. Maka ia pun kembali memutar gasingnya ke kanan dan dalam sekejap si pelajar sudah berada pada pekerjaannya di kantor pemerintahan.

Kenikmatan sebagai pegawai pemerintahan juga tidak bertahan lama. Timbul keinginan yang lebih, yaitu sebagai pejabat tinggi pemerintah. Maka segera dia pun kembali memutar gasingnya. Dan pada saat itu juga ia berada pada posisi yang diinginkannya.Kini, ia memutar gasing untuk mempercepat waktu dan menghindari kesulitan dalam mencapai cita-cita telah menjadi kebiasaan si pelajar.

Secepat gasing berputar, si pelajar pun berubah menjadi tua dan menjelang ajal. Ada penyesalan dalam dirinya, "Betapa singkat dan hambarnya kehidupanku! Alangkah baiknya jika putaran gasing ini dapat mengembalikan aku pada masa lalu.."

Dalam kondisi putus asa sang pelajar memutar gasing ke arah yang berlawanan yaitu ke arah kiri. Dan tiba-tiba dia pun terbangun dari tidurnya! Eh, ternyata peristiwa semua tadi hanya mimpi belaka.

Sejenak, si pelajar merasa senang dan bersyukur bahwa semua itu cuma mimpi. Dia pun berjanji pada dirinya sendiri, akan tetap berusaha dan menikmati setiap proses perjuangan untuk mencapai apa yang menjadi cita-citanya.

Pembaca yang luar biasa,

Dalam meraih cita-cita, seringkali kita tidak sabar menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Kita bernafsu meraih kesuksesan atau kekayaan dengan cepat dan singkat. Memang seperti filosofi sukses saya, "Sukses adalah Hak Saya!" Akan tetapi, perlu diingat: untuk meraih setiap kesuksesan, kita harus siap bayar harga, siap berjerih payah, dan tidak melanggar hukum moral. Jangan takut pada halangan yang menghadang, siap berjuang dan keluar keringat! Karena sesungguhnya, kenikmatan kesuksesan justru berada pada nilai proses perjuangan yang kita lakukan.

Good luck and juice by that

Rabu, 26 Mei 2010

Keteguhan Hati




Ketika Raja Louis XVI digulingkan dari takhtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, puteranya yang merupakan pangeran penerus takhta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta kerajaan.

Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikan secara moral. Mereka pikir, jika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja.

Setiap hari, sang pangeran disuguhi berbagai makanan yang mewah yang jumlahnya sangatlah banyak, minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia.

Hari berganti hari, hingga akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak tergoda sedikit pun terhadap godaan dunia. Mereka pun bertanya kenapa sang pangeran begitu teguh. Sang pangeran berujar, ”Aku tidak mungkin melakukan hal-hal menjijikan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan sebagai seorang raja“.

Kita harus mempunyai keteguhan dalam mempertahankan impian kita. Tidak dapat dimungkiri bahwa perjalanan menuju ke tangga sukses penuh onak dan duri.

Lantas bagaiamana kita bisa memiliki keteguhan? Yang terpenting kita harus mempunyai paradigma atau citra diri yang positif kepada diri kita. Siapakah kita? Apa takdir kita di dunia ini?

Diri Anda andalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Takdir Anda adalah mengabdikan dirinya. Menyerukan namanya di dunia ini. Apapun impian Anda, berjuanglah atas nama Dia. Maka, rintangan apapun tidak akan bisa menghalangi Anda.

Jika Dia hendak mengangkat Anda, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkan Anda. Begitupun jika Dia hendak menjatuhkan Anda, maka tak seorang pun di dunia ini yang bisa mengangkat Anda.


Dikirim oleh : Ace Ruhyat, Self Development
www.biorevolution.co.cc

Hidup, Semangat dan Perjuangan


Ketika dalam perjalanan pulang setelah mengikuti kegiatan rutin, di samping kiri aku melihat seorang bapak mengendarai sepeda motor dengan gerobak disampingnya. Nampaknya dia sudah selesai berjualan dan hendak pulang.

Awalnya, aku tidak peduli….sampai aku melihat sesuatu yang menurutku ganjil.

Oh Tuhan…Kakinya tidak menapak pada “pancatan” (aku ga tahu apa namanya) sepeda motor. Kakinya hanya menggantung kecil ….kira2 hanya berjarak 40cm dr pangkal pahanya. Diujung kaki itu, dikenakan sebuah sepatu yg bagus..bersih…dan arah sepatu itu terbalik…ujung jari yg seharusnya ke depan…ini justru ke belakang.

Sejenak aku merasa miris. Aku kagum dengan semangat bapak itu. Walau keadaannya seperti itu, dia tetap semangat bekerja. Dia tidak meminta-minta. Dia tidak berpakaian kusut supaya dikasihani, tp justru berpakaian rapi dan bersepatu. Dan dia bekerja sampai semalam ini (pkl 21.30)

Aku terus menatap bapak itu sampai hilang dr pandanganku….

Aku merenung. Adakah aku lebih semangat dr bapak itu? Aku lebih sempurna secara fisik. Lebih banyak hal yg bisa aku lakukan. Tapi sampai seberapa mampu aku mengolah segala yang aku miliki. Sering kali aku memoles diri supaya dikasihani…menempatkan diri sebagai sosok yang menderita..memiliki persoalan hidup terberat…memasang muka masam…dan putus asa untuk berusaha.

Tapi…seorang bapak yang tidak kukenal …malam ini telah mengajar aku … bahwa apapun keadaan diri kita, jgn kita berputus asa. Semua ada jalan…asal kita mau berusaha. Teruslah bersemangat.. Tampilah sebagai orang yang pantas dihargai..bukan dikasihani.

Terima kasih Tuhan…

Salam,
Lia Krisna

Senin, 24 Mei 2010

Apakah Anda "Dihantui" oleh Orang yang Suka Mengeluh?

Penulis:Tom MC Ifle

Pernah bertemu dengan orang yang menguras energi Anda? Bagaimana perasaan Anda mendengarkan orang yang tidak menyukai pekerjaan mereka atau mereka tidak menyukai perusahaan mereka, kesal dengan bos selalu diperlakukan tidak adil? Istri yang tidak pengertian, suami yang kasar dan egois, apa lagi yang bisa Anda tambahkan dari keluhan orang-orang ini?

Banyak orang yang menghindari orang negatif seperti ini. Akan tetapi, ada juga yang senang bercengkrama dengan mereka karena hobi gosip. Di sisi lain, kadang-kadang orang positif biasanya negatif. Mengapa? Karena mengizinkan diri mereka untuk mengakomodir negativitas di lingkungan mereka.

Bagaimana menghadapi orang-orang negatif ini?

Tips untuk Menghadapi Orang Negatif menurut Susan Heathfield:

Jangan langsung menuduh! Dengarkan keluhan ini dengan penuh empati, karena kadang karyawan hanya membutuhkan tempat untuk didengarkan. Nah, jika keluhan ini berulang, sebagai leader, Anda harus bisa melakukan klarifikasi :

1. Apakah keluhan ini beralasan, merupakan fakta dan akan memberi kemajuan bagi diri mereka, perusahaan dan team jika Anda mendengarkan keluhan ini?

2. Apakah ini hanya sentimen negatif dari orang tertentu?

3. Apakah keluhan ini bisa memberi Anda kesempatan untuk melakukan coaching atau counseling?

4. Apakah Anda bisa mengarahkan untuk menyelesaikan keluhan ini?

Kadang-kadang, para rekan kerja hanya ingin mengeluh kepada yang ramah, telinga mendengar, mereka tidak ingin nasihat atau bantuan untuk mengatasi situasi. Namun tetapkan batas sehingga rekan kerja tidak memperpanjang atau terlalu lama mengakomodir energi negatif ini. Mengeluh jangka panjang akan menguras energi positif. Jangan biarkan itu terjadi.

Bagaimana jika ternyata keluhan negatif ini tidak sah?

1. Jika Anda mendengarkan negatif rekan kerja, dan memutuskan kekhawatiran tidak sah, lakukan latihan keberanian pribadi dan beritahu mereka apa yang Anda pikirkan. Katakan pada rekan kerja Anda peduli tentang keprihatinan mereka dan tentang kebahagiaan mereka di tempat kerja, tetapi Anda tidak setuju dengan penilaian mereka terhadap situasi.

2. Cari cara yang elegan untuk keluar dari percakapan ini.

3. Jangan menghabiskan waktu Anda mendengarkan atau membantu rekan kerja untuk mengatasi perasaan-perasaan negatif. Anda hanya akan meng-amini hobi mereka untuk mengeluh dan memiliki perasaan negatif.

4. Lihat ke dalam diri Anda, apakah Anda telah menjadi magnet negatif yang menarik orang-orang negatif?

Tips untuk Menghadapi Rekan kerja Negatif

- Berurusan dengan orang-orang yang benar-benar negatif dengan menghabiskan sedikit waktu dengan mereka mungkin. Sama seperti Anda menetapkan batas dengan rekan kerja yang negatif Anda percaya adalah tak berdasar atau tidak beralasan, Anda perlu menentukan batas-batas dengan orang-orang yang benar-benar negatif.

Para victim ini memiliki cerita dan alasan tentang keluhan mereka. Yang pasti mereka lebih membutuhkan pekerjaan baru, sebuah perusahaan baru, karir baru, pandangan baru, atau konseling. Mereka tidak membutuhkan Anda.

- Hindari menghabiskan waktu dengan rekan kerja yang negatif.

Jika Anda terpaksa, mungkin karena jabatan dan peran Anda di perusahaan, mengharuskan Anda berurusan dengan mereka, Anda harus menentukan batas dan aturan main yang jelas. Jangan biarkan diri Anda ditarik ke dalam diskusi negatif. Beritahu teman kerja negatif, Anda lebih suka untuk berpikir tentang pekerjaan Anda secara positif. Hindari memberikan simpatik penonton untuk negatif.

- Sarankan orang negatif mencari bantuan dari sumber daya manusia atau supervisor mereka.

Jika semuanya gagal, minta saran dari coach Anda sendiri tentang tantangan yang Anda alami dalam berurusan dengan orang yang negatif. Coach Anda mungkin memiliki ide-ide, mungkin bersedia menangani negativitas, dan dapat mengatasi masalah dengan orang negatif supervisor.

Jika Anda adalah pengusaha...

Jika negatif di antara karyawan dalam perusahaan Anda adalah terus-menerus, jika isu-isu yang negatif yang tersisa tidak terkendali, dan negatif mempengaruhi kemampuan Anda untuk profesional melakukan pekerjaan Anda, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk melihat budaya perusahaan Anda.

Saat ini budaya tidak akan mendukung lingkungan kerja yang Anda inginkan. Dan, jika tidak ada orang yang bekerja untuk meningkatkan budaya kerja yang memungkinkan negatif, jangan berharap budaya untuk berubah dalam waktu dekat.

Semoga Anda tambah kaya, tambah sukses dan tambah makmur ...!
Salam FUNtastic!

_________


Tom MC Ifle
Penulis buku best-seller 'Profit is a King', 'Big Brain, Big Money'; Founder & COO iCOACH The Real COACH; Life, Business, & Executive Coach.

Jumat, 21 Mei 2010

Everyone is Number One

Ketika kompetisi-kompetisi sepak bola mulai berakhir dan juara-juara terlahir, saya teringat lagu ini. Ketika kejuaraan bulutangkis Thomas Cup dan Uber Cup sedang bergulir, dan para atlet kita berjuang mengukir prestasi, saya makin mendalami makna lagu ini.
Karena itu, tadi pagi pada talkshow di jaringan radio Sonora, saya membawakan tema yang diambil dari lagu Andy Lau, "Everyone is Number One", yang dikumandangkan untuk menyambut Paralympic Games (Olimpiade Khusus untuk Para Penyandang Cacat) 2008.

Lagu itu sebenarnya bukan hanya memotivasi kita di bidang olah raga untuk jadi juara. Lagu itu mendorong kita untuk menjadi number one dalam segenap kehidupan yang kita jalani. Masing-masing dari kita bisa menjadi number one, minimal untuk diri kita sendiri.

Coba saya cuplik sebagian syair lagu itu yang sangat indah, kuat, dan sangat memotivasi:

......
Everyone is number one,
Asalkan kau tidak selalu bertanya, mampu atau tidak. Satukan energi, raihlah mimpi di dalam hidupmu untuk menyongsong masa depan dan janganlah menunggu.

Everyone is number one,
kunci sukses ada di tanganmu, mau atau tidak
Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus
Number one adalah milik setiap orang.
.......

Teman-teman yang luar biasa!

Setiap diri kita pasti diciptakan dengan kelebihan masing-masing. Kita adalah bagian dari kehidupan di dunia ini. Kita pasti punya peran masing-masing yang tak bisa digantikan oleh orang lain. Kita pasti dikaruniai potensi guna menaklukkan apa yang dihadapi untuk menyempurnakan peran kita masing-masing di dunia.

Hanya saja sering kali kita melihat orang lain sebagai acuan hidup sehingga yang tersadari kemudian adalah kekurangan-kekurangan diri kita. Kita berhenti berjuang karena terlalu meratapi kekurangan-kekurangan kita. Kita menjadi pecundang sebelum berjuang karena sebelum melangkah sudah merasa tidak akan mampu karena pikiran terfokus pada kekurangan-kekurangan kita.

Teman-teman, mari temukan potensi kita yang sebenarnya, gali lebih dalam, eksplorasi kekuatannya. Dan seperti dikatakan lagu itu "Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus,
number one adalah milik setiap orang."

Pastikan masa depan di tangan kita!!
JUICE,..